Halaman

Sabtu, 21 Oktober 2017

Dia Teduh Tapi Bikin Sesak

DIA teduh tapi bikin sesak. 
Tatapannya sayu wajahnya sendu.
Wanginya biasa tapi bisa suka.

DIA teduh tapi bikin sesak.
Senyumnya hangat menebar pesona.
Semua senang karna dia ramah.

DIA teduh tapi bikin sesak.
Selalu mengajari apa yang harus dipelajari.
Selalu mengingatkan apa yang harus diingat. 
Perlahan aku sadar ini terlalu dalam. Mungkin aku yang terlalu nyaman. Karna...

DIA teduh tapi bikin sesak.
Menciptakan tempat nyaman yang mengalahkan kenyataan. 
Tak ingin pergi tapi harus pergi. 
Karna tempat itu sudah ada yang miliki.
Harus pergi bila tidak ingin tersakiti. 

Kau tak salah !!!!
Aku tak salah !!!!
Semua soal hati yang kurang hati-hati menaruh hati. 

Sebentar lagi. 

*DIA teduh tapi bikin sesak part II akan hadir saat hari itu telah terjadi. 



Senin, 02 Oktober 2017

Sinar Bulat Sabit Terlihat Lagi

Sinar Bulan Sabit Terlihat Lagi

Malam gelap dengan angin yang berhembus kencang
Hanya ada bintang tanpa bulan
Kadang mendung datang
Menyembunyikan semua ciptaan

Aku sudah terbiasa dengan ini
Tanpa adanya bulan?
"Bulan adaaaa"
Angin berteriak
"Iya tapi bukan bulan sabit"
Jawabku

Bulan sabit yang selalu tersenyum kepadaku
"Dia tersemyum untuk semuanya, bukan hanya kepadamu" bisik angin
"Tapi matanya menatapku" jawab ku
"Dia memang terlahir seperti itu. Membuat semua orang senang dengannya" angin pun menjelaskan
" ya aku tau. Dia selalu membuat orang disekitarnya tertawa karna tingkahnya. Termasuk aku" jelasku kepada angin yang terus menyadarkan ku bahwa bulan sabit tidak untuk bersama ku.
"KALIAN BEDA" angin membentakku
"Aku tau. Tapi salahkah aku? Aku hanya ingin dia. Dia yang selalu membuatku tertawa walaupun ku tau candaan dia bukan ditujukan untuk ku" isak ku
"Carilah bulan mu yang lain. Tapi tidak dengan bulan sabit" ucap angin sambil berlalu pergi.

Lambat laun sinar bulan sabit menghilang
Perlahan bulan sabit pun jarang terlihat
Kemana dia?
Aku tak tau
Yang ku tau
Aku harus terbiasa tanpanya

Aku bisa
Aku sudah yakin untuk itu
Aku pun meyakinkan angin kalau aku terbiasa tanpa bulan
Karna bintang bisa bersinar di malam hari dan menghiasi langit kalau dia bersama dengan bintang bintang lain yang menyanyangi dia

Tapi ketika aku yakin
Aku bisa tanpa bulan
Tapi kenapa bulan bertingkah lagi?
Dan membuat pertahananku hancur lagi

Aku tertawa karenanya untuk persekian juta kalinya
Karena ulah kecilnya :)
Dan ingin menyapanya untuk sekedar menanyakan kabar darinya
Baik-baik kah kamu disana?
Aku melihatmu masih sama
Seperti sebelum-sebelumnya
Yang selalu menjadi dirimu sendiri
Dan membuat orang disekitarmu merasa bahagia karena perbuatanmu
Termasuk aku :')

Bolehkan aku bertanya kepadamu wahai bulan sabit seluruh umat di dunia?
Mau kah kamu melihat betapa besar rasa rindu bintang kecil sepertiku kepadamu?

Bolehkah aku bertanya kepadamu wahai bulan sabit seluruh umat di dunia?
Kenapa sinarmu terlihat lagi ketika aku sudah terbiasa tanpa kehadiran mu dan seluruh tingkah konyolmu yang selalu menarik semua perhatianku?

Bolehkan aku bertanya kepadamu wahai bulan sabit seluruh umat di dunia?
Sudah dapatkah kau penggantimu untuk ku yang sama sepertimu?

..................