Aku tidak bisa menebak apa yang ada di
dalam pikiran dan hatinya. Tidak bisa. Itu sulit. Semuanya sama, tidak ada yang
beda. Aneh. Mungkin dia yang terlalu pintar menyembunyikannya atau aku yang
belum benar-benar mengenalnya. Tapi memang dia sulit dipahami semuanya sama
sekali lagi ku bilang. Sulit dibedakan. Namanya juga abu-abu.
Antara
iya dan tidak itu sama. Mungkin dia iya tapi mungkin juga tidak. Atau mungkin
saja dia mencoba menolak apa yang sedang dia rasakan karena menurutnya ini aneh.
Munafik? Sulit dimengerti. Bisa jadi dia masih bingung tentang apa yang dia
rasakan alias galau. Mungkin aku yang terlalu cepat mengambil kesimpulan
tentang dia yang sangat abu-abu. Tapi jika iya tapi kenapa tidak....? tidak ada
bedanya. Mungkin ada tapi tipis sehingga sulih dilihat dengan kasat mata. Hanya
dia dan Tuhan yang tahu. Semuanya akan terlihat jelas kalau dia sendiri yang
menjelaskannya. Tapi kalau tetap diam mungkin dia tidak. Di saat seperti inilah
aku ingin mempunyai kemampuan membaca perasaan orang lain agar kekepoan ku
terjawab. Dia yang selalu antara iya dan tidak.
Dia
memperlakukan semuanya sama. Biasanya aku bisa melihat dari mata tapi ini lain
kubilang sekali lagi dia sangat abu-abu tak ada warna sedikit pun. Dia tidak
membedakan semuanya dianggap sama. Tapi siapa yang tau tentang hati. Mungkin
waktu dia iya dia berwarna tapi aku tidak pernah melihatnya jadi sulit untuk ku
tebak kali ini.
Tapi
aku merasakan hal lain. Dia sedikit iya tapi banyak tidaknya. Huh dasar abu-abu
semua diperlakukan sama. Membuat zona nyaman yang luar biasa besar kemudian
dihancurkan begitu saja yah itulah dia si abu-abu. Membuat semua penasaran
tentang dia dan menjadi sosok yang dibanggakan tapi dia memang pantas kali ini
aku setuju pada mereka. Satu cara menghadapi si abu-abu ini adalah ikuti
permainannya, jangan pernah selangkah lebih maju, tetap perhatikan dari
belakang, kalau sudah menemukan titik terang cepat segeralah warnai dia dengan
berbagai warna-warni yang sangat menarik.